KEJAWEN(berdasarkan Wirid Hidayat jati, semua wejangan ilmu Kejawen-terutama yang berhubungan dengan spiritualitas-dalam sebuah karya sastra indah berbahasa Jawa Baru. - Kejawen merupakan ajaran Islam Tasawuf yang berbalut ajaran Jawa Buda. Kejawen baru muncul pasca-Majapahit dan diprakarsai oleh Wali sanga, terutama oleh Kanjeng Susuhunan ing Ngampeldenta dan Kanjeng Susuhunan ing Kalijaga. - Ajaran-ajaran Kejawen tidak terbatas pada ajaran mistik atau spiritualitas belaka. Ajaran Kejawen bahkan juga mengajarkan ilmu-ilmu gaib(kesaktian, Pengasihan, penumbalan, ajimat,doa dll) dan ilmu petung yang juga beraroma Islam Tasawuf. AJaran Kejawen ditulis dalam bahasa Jawa BAru dan naskah-naskahnya hampir seluruhnya masih tersimpan rapi di keraton Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, Pakualam, dan Kacirebonan. - Pada Perkembangannua, disebabkan oleh ketidaktahuan dan kesimpangsiuran informasi, Kejawen banyak diklaim sebagai aliran diluar islam oleh beberapa kelompok. Oleh karena itu, definisi Kejawen sudah saatnya diluruskan kembali berdasarkan kesejarahannya. Pelurusan yang perlu dilakukan : 1. Kejawen pada mulanya jelas-jelas ajaran para wali. Tidak dikenal ddan ditemui istilah Kejawen pada lontar-lontar masa Majapahit ke atas atau masa yang lebih tua dari Majapahit. 2. Kejawen adalah bagian dari Islam secara tak langsung, bukan ajaran asli jawa. Naskah-naskah Kejawen banyak dan mudah didapati di keratorn-keraton Jawa yang sampai sekarang masih eksis. 3. Aliran baru yang mengajarkan spiritualitas Jawa yang tidak bermuatan ajaran Tasawuf Islam, Hindu-Budha atau katolik, sebaiknya tidak disebut Kejawen. Lebih baik disebut sebagai Jawadipa, Jawabuda.
Rabu, 03 Agustus 2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar